Selasa, 20-08-2019 | 10:41:16 WIB

Perpusnas dan EFEO Gelar Kursus Internasional Jawa Kuno ke-5

Diposting oleh : Yudhi

Sepanduk "Selamat Datang" untuk peserta pelatihan

Sleman - Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) bekerja sama dengan École français d’Extrême-Orient (EFEO) menggelar "5th International Intensive Course in Old Javanese 2019" di Sleman, Yogyakarta, 21 Juli-3 Agustus 2019. Kepala Bidang Layanan Koleksi Khusus Perpusnas, Yeri Nurita, mewakili Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas Ofy Sofiana membuka kursus ini.

"Tujuan kursus ini agar para peserta bisa membaca sekaligus menganalisis teks-teks Jawa Kuno dan memanfaatkannya sebagai referensi penelitian," kata Yeri, Ahad, 21 Juli 2019. "Harapannya, riset tentang Jawa Kuno akan makin berkembang." Selain EFEO, Perpusnas juga menggandeng École Pratique des Hautes Études (EPHE), perguruan tinggi anggota PSL Research University, Prancis.

Pengajar kelas dunia menjadi pengajar dalam kursus yang berlangsung selama dua pekan ini. Di antaranya, Arlo Griffiths, pakar epigrafi dan Jawa Kuno dari EFEO; Andrea Acri, pakar Jawa Kuno dan Sansekerta dari EPHE; dan, Tom Hunter, pakar linguistik Jawa Kuno dan Sansekerta dari University of British Columbia, Kanada. Adapun pengajar dari dalam negeri, yaitu Agung Kriswanto, filolog dari Perpusnas; Yosehin Apriastuti Rahayu, staf pengajar Jawa Kuno dan Sansekerta dari Universitas Gadjah Mada; dan, Zakariya Pamuji Aminullah.

Yeri mengatakan, kursus internasional ini diikuti 40 peserta. Semuanya mengalahkan ratusan pelamar dari berbagai yang ingin mengikuti kusus ini. Sekadar informasi, para pelamar diseleksi melalui esai motivasi mengikuti kursus ini. Selain Indonesia, peserta berasal dari Polandia, Kamboja, Amerika Serikat, Cina, Singapura, Thailand, dan Italia. Ada tiga kelas dalam kursus tahun ini, yakni kelas advance (mahir), begineer (pemula) berbahasa Inggris, dan begineer berbahasa Indonesia.

Selama lima hari pertama di kelas tingkat pemula, pembelajaran fokus pada tata bahasa Jawa Kuno. Setelah itu, pada pekan kedua, para peserta diberikan materi membaca teks Adiparwa dan Kakawin Ramayana. Sedangkan di kelas tingkat lanjut, peserta langsung membaca berbagai teks, mulai dari teks akawin, tutur dan prasasti.

Selain belajar teori dan membaca teks di kelas, peserta juga mendapatkan pengalaman ekskursi lapangan dengan membaca prasasti dan relief di beberapa candi. Yakni candi Sukuh, Cetho, dan Situs Plagatan, Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu, 27 Agustus 2019 dan enam candi di Yogyakarta, Ahad, 28 Agustus 2019.

Yeri berharap tahun depan akan ada kelas tambahan, yakni kelas advance berbahasa Indonesia. Tujuannya, untuk mengakomodasi para peneliti dari dalam negeri. "Dengan begitu penelitian tentang Jawa Kuno juga bisa sering dilakukan di dalam negeri," ujarnya. Selain itu, dia berharap generasi baru filolog Jawa kuno juga dapat bekerja sama membangun kemitraan internasional, sehingga menghasilkan beragam penelitian yang berkualitas.

Amri Mahbub Alfathon


Berita Lain