Jumat, 13-09-2019 | 01:01:20 WIB

Perpustakaan Nasional Melakukan Konservasi Naskah MOW Babad Diponegoro

Diposting oleh : Yudhi

Team Konservasi Babad Diponegoro

Jakarta - Pada 19 Agustus 2019 yang baru lalu, Pusat Preservasi Bahan Perpustakaan Nasional RI mulai melakukan pekerjaan besar, yakni mengkonservasi naskah MOW Babad Dipanegara. Kegiatan tersebut melibatkan seluruh staff di Subbid Perawatan dan Perbaikan Bahan Pustaka, beberapa orang staff Subbid Penjilidan Bahan Pustaka, dan 2 (dua)orang staff Bidang Transformasi Digital. Korespondensi juga dilakukan dengan konservator dari dalam dan luar negeri, yakni Tamara (Universitas Indonesia), Eliza Jacobi (Belanda) dan Katharina Wewerke (Jerman).

Babad Diponegoro adalah naskah kuno yang dimiliki Perpustakaan Nasional RI, yang telah masuk ke dalam daftar MOW (Memory Of the World = Ingatan Dunia), yang digagas oleh UNESCO. Ini artinya Naskah Babad Diponegoro memiliki pengaruh yang besar atau menjadi catatan sejarah yang penting dalam kehidupan manusia di dunia.

Kepala Pusat Preservasi, Ahmad Maskuri mengatakan, “Sangat disayangkan, naskah yang terdiri atas 1100 an halaman ini ini mengalami “sakit” kerusakan fisik yang cukup parah. Bahkan sejak ditetapkan sebagai bagian Memory Of The World tahun 2013, hampir tidak ada tindakan konservasi yang dilakukan terhadapnya, kecuali mungkin perawatan rutin saja. Kalau dibiarkan begitu saja, maka bukan tidak mungkin, dunia akan kehilangan naskah tersebut dengan segera. Kerusakan terus menggerogotinya.”

Ahmad Maskuri menjelaskan, “Karena itulah, untuk menyelamatkannya, Pusat Preservasi Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional RI melakukan perbaikan terhadapnya. Naskah dibawa ke ruang kerja Subbidang Perawatan dan Perbaikan BP, gedung E lantai 3, Perpustakaan Nasional RI, jl. Salemba Raya 28A, Jakarta Pusat.”

Di tempat terpisah Kabid Konservasi, Mulatsih Susilo Rini menambahkan, “Ibarat dokter, setelah mengamati & menganalisa kondisi naskah Babad Diponegoro tersebut, maka Team Konservasi BP Perpusnas RI, menentukan treatment yang akan diberikan terhadap naskah tersebut. Pengerjaan harus ekstra hati-hati, karena kondisi naskah sudah sangat rapuh dan mengalami korosi tinta yang cukup parah, hingga beberapa bagiannya ada yang sudah tidak lengkap, entah karena hancur atau hilang.”

“Proses pengerjaan diperkirakan akan memakan waktu sekitar 2(dua) bulan. Tindakan preservasi yang dilakukan adalah dengan perbaikan kondisi fisik, yang dilakukan oleh staff Konservasi, serta tindakan peng-alihmedia-an naskah, oleh 2 (dua) orang staff dari Bidang Transformasi Digital. Semua proses ini dilakukan di ruang workshop subbidang Perawatan dan perbaikan BP perpusnas RI Salemba. Termasuk proses digitalisasi naskah, juga dilakukan di ruang yang sama, karena pertimbangan kondisi fisik naskah tersebut. Kecuali nanti, pada proses jilid kembali, maka barulah kemungkinan naskah yang sudah diperbaiki tersebut dibawa ke ruang jilid, lantai 4 gedung E Perpusnas RI Salemba,” tukasnya.

Leni Sudiarti


Berita Lain